Berapa Biaya setelah menjadi Perusahaan Publik? Ini Rincian Biaya Tahunan Setelah IPO

Bagikan artikel

Dalam mempertimbangkan untuk menjadi perusahaan publik, ada pertanyaan di benak para pengusaha “Apa saja biaya-biaya yang harus dikeluarkan setelah perusahaan saya menjadi perusahaan terbuka?”

Ada baiknya para pengusaha perlu mengetahui sejumlah biaya tahunan yang perlu diperhatikan. Berikut ini merupakan rincian biaya maintenance tahunan yang harus dibayar perusahaan setelah IPO.

Apa saja biaya setelah IPO?

Berikut ini merupakan rincian biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan setelah menjadi perusahaan publik (post-IPO):

Tabel komponen biaya post-IPO
(klik untuk memperbesar)

Simulasi biaya setelah IPO

Estimasi biaya mengelola sebuah perusahaan publik
Asumsi
  • Nilai IPO: Rp50 miliar
  • Market cap emisi outstanding: diasumsikan Rp50 miliar
  • Dividen dibagikan 1 kali setahun
  • 1 efek yang tercatat di KSEI (saham biasa)
  • Dengan waran
  • 1x RUPS tahunan
(klik untuk memperbesar)

Apakah biaya Ini lebih murah dibandingkan Utang Bank?

Mari kita bandingkan mana biaya tahunan yang lebih murah jika perusahaan membutuhkan dana sebesar Rp 50 miliar:

  1. Perusahaan berhutang ke bank dengan bunga 10% per tahun atau
  2. Perusahaan menggunakan skema IPO 
1. Pendanaan melalui Utang Bank
Pengalihan aset untuk perbaikan struktur modal
  • Bunga pinjaman bank: 10% per tahun
  • Biaya administrasi & provisi awal: 1% dari pinjaman

Perhitungan biaya:

  • Biaya provisi & admin : 1% x Rp 50 M = Rp 500 juta
  • Bunga tahunan : Rp 50 M x 10% = Rp 5 miliar
  • Bunga selama 5 tahun : Rp 5 M x 5 = Rp 25 miliar
  • Potensi pengurangan pajak : Rp25 M x 22% = (Rp 5,5 miliar)

Total biaya selama 5 tahun (setelah benefit pajak) : Rp25,5 M – Rp5,5 M = Rp20 miliar


 

2. Pendanaan melalui skema IPO
  • Biaya IPO: Rp4 miliar – Rp5 miliar (papan pengembangan)
  • Biaya tahunan perusahaan publik: Rp387,5 juta/tahun
  • Saham dilepas ke masyarakat: 20% | Saham founder: 80%
  • Nilai saham founder saat IPO: Rp200 miliar

Perhitungan biaya:

  • Biaya IPO (papan pengembangan): Rp 4 miliar
  • Biaya tahunan perusahaan publik: Rp 387,5 juta x 5 tahun = Rp 1,94 miliar
  • Pajak founder (0,5% dari saham founder) : 0,5% x Rp 200 M = Rp 1 miliar

Total biaya selama 5 tahun : Rp 4 M + Rp 1 ,94 M + Rp 1 M = Rp 6,94 miliar


 

Dapat disimpulkan dari perbandingan biaya selama 5 tahun di atas, biaya sebagai perusahaan publik (Rp 6,94 miliar) jauh lebih murah dibanding dengan biaya menggunakan utang bank (Rp 20 miliar).

Tentunya ada kelemahan dan kelebihan antara penggunaan skema utang bank dan IPO 

Utang Bank
IPO (Initial Public Offering)
Kelebihan
  • Proses lebih cepat
  • Tidak perlu melepas kepemilikan
  • Tidak perlu transparansi penuh ke publik
  • Proses lebih sederhana
  • Tidak ada kewajiban bunga sehingga tidak membebani arus kas
  • Pendanaan tanpa jaminan
  • Biaya tahunan lebih murah dibanding utang
  • Reputasi dan kredibilitas perusahaan meningkat
  • Valuasi perusahaan meningkat jika kinerja baik
  • Peluang ekspansi dan akuisisi lebih besar
Kelemahan
  • Beban bunga lebih tinggi untuk jangka panjang
  • Memerlukan jaminan (collateral)
  • Risiko gagal bayar bisa berdampak hukum
  • Mengurangi fleksibilitas arus kas
  • Proses IPO lebih kompleks
  • Kepemilikan terdilusi
  • Perlu transparansi dan keterbukaan informasi
  • Harus mengikuti regulasi pasar modal

Jika Anda sedang mempertimbangkan IPO, penting untuk menghitung dengan cermat biaya untuk proses go public, serta biaya maintenance tahunan sebagai perusahaan publik.

Jika direncanakan dan dikelola dengan baik, biaya IPO akan sangat terjangkau dibandingkan dengan manfaat jangka panjang yang didapat oleh perusahaan.

Silahkan konsultasikan dengan kami jika Anda berminat untuk IPO. Kami siap menjadi berpartner jangka panjang dengan perusahaan Anda mulai dari tahap persiapan hingga post-IPO.

Bagikan artikel
Butuh konsultasi untuk IPO?